[Opini] GNU/Linux itu Ada Agar Orang Tak Lupa Berbagi

Beberapa hari yang lalu aku baru saja membaca tulisan artikel ini yang dibagikan oleh Fadhel di Facebook (tepatnya di Grup Komunitas MedanLinux). Artikel tersebut menurutku sungguh menarik dan "menyentak". Menyentak cemana? Kenapa? Baik aku coba jabar satu demi satu biar tergambar lebih jelas. Aku sebenarnya sudah menunggu lama tulisan artikel-artikel menarik seperti ini muncul ke permukaan. Mungkin selama ini ada beberapa tulisan artikel seperti ini, tapi tidak terpublikasi dengan baik.

Siapa?
Penulis artikel itu adalah Bozhidar Batsov, seorang software engineer berkebangsaan Bulgaria, juga seorang Linux Administrator dengan sertifikasi LPIC2. Ia menguasai bahasa pemrograman Java, Perl dan Lisp, serta telah menggunakan Linux selama delapan tahun di Komputer Desktop-nya.

Apa yang ia tulis?
"My patience ended this week and I’ll be gradually moving all my
desktop machines back to Windows"
- Batsov
Setelah delapan tahun, akhirnya Batsov kehilangan kesabarannya terhadap Desktop Linux dan beralih ke Microsoft Windows. Bagaimana itu bisa terjadi? Berikut adalah masalah-masalah yang ia hadapi selama menggunakan Linux :
  1. Tidak adanya driver ethernet/wireless.
  2. Tidak adanya driver untuk perangkat audio (soundcard misalnya).
  3. Driver video yang tidak mumpuni.
  4. Kurangnya dukungan pada driver printer.
  5. Suspend/resume yang aneh.
  6. Manajemen sumber daya yang buruk.
  7. Kurangnya aplikasi perkantoran.
  8. Masalah-masalah pada arsitektur audio.
  9. Buruknya dukungan Flash (Adobe Flash).
  10. Buruknya dukungan Skype (yang notabene sudah dibeli oleh Microsoft
  11. Buruknya kualitas aplikasi-aplikasi pada desktop.
Opiniku
Melalui tulisannya, menurutku Batsov mencoba mencuri perhatian para developer yang terlibat dalam pengembangan GNU/Linux, terutama yang berkenaan dengan pengembangan Desktop. Ia pun tidak sepenuhnya mengesampingkan penggunaan GNU/Linux. Ia tetap menggunakan GNU/Linux pada server. Menariknya, artikel ini berdekatan dengan HUT (Kernel) Linux yang ke-20. Bisa saja di perayaan HUT Linux nanti, kekhawatiran Batsov menjadi pembahasan penting sepenting peran Batsov dalam pengembangan Linux sendiri.

Apa yang sudah Batsov alami yakin juga pernah dialami pengguna GNU/Linux yang lainnya, termasuk aku sendiri. Aku memang jatuh cinta pada GNU/Linux baru sekitar 6 tahun saja dan memang pernah menghadapi beberapa masalah yang diterangkan Bastov dalam tulisannya. Mulai dari masalah driver perangkat keras, dukungan aplikasi pihak ketiga yang belum begitu baik. Beberapa masalah dapat teratasi dan aku masih baik-baik saja sampai saat ini. [Bukankah mencintai itu memaklumkan kekurangan? *sok tau]

Lalu, Bagaimana dengan Komunitas?
Komunitas-komunitas baik lokal maupun internasional tentu memiliki peran penting dalam berbagai proses perkembangan sistem operasi GNU/Linux. Dari komunitas-komunitas lokal ini pula diharapkan tumbuh subur pengembang-pengembang perangkat lunak (developer) yang handal yang mendukung gerakan Free/Open Source Software (FOSS). Dalam Komunitas, ditekankan semangat-semangat berbagi yang kuat. Dari komunitas lah kemudian diharapkan solusi-solusi itu muncul. Komunitas diharapkan memberikan secercah harapan pada pengembangan sistem yang lebih baik.

Namun, perjalanan komunitas bukan saja tanpa masalah. Mulai dari masalah legalitas secara hukum hingga daya tawar yang rendah. [Yak! Benar!] Daya tawar komunitas FOSS sangat kecil sehingga suaranya sulit didengar. Protes-protes mereka terhadap vendor-vendor yang sangat tidak 'kooperatif' dengan pengembangan GNU/Linux sudah berkali-kali dilakukan dan dengan berbagai cara. Aku memang khawatir suara-suara ini meredup. Untuk itu, motor-motor yang menggerakkan komunitas ini harus tetap menyala [dan 'menyala-nyala'].

Nah, aku tak ingin kalian salah mengira bahwa semua vendor adalah musuh perkembangan GNU/Linux. Ada banyak vendor yang dengan setia dan sabar selalu mendorong perkembangan GNU/Linux. Tak hanya vendor, ada juga pemerintah yang mendukung perkembangan GNU/Linux dan FOSS.

Kita mungkin dengan mudahnya merasa kesal dan marah kepada vendor perangkat keras, vendor perangkat lunak, media (baik offline maupun online), pemerintah dan komunitas yang tidak serius mendukung GNU/Linux. Namun, apa kita pernah menyempatkan diri untuk berterima kasih kepada mereka yang berusaha keras mendukung GNU/Linux. Sempatkah? Silahkan tanya diri kita masing-masing.

Dukung komunitas lokal kita, Dukung pengembang lokal kita!
Support our local community, Support our local developer!

Sekilas Info
Beberapa bulan terakhir, mungkin kita dengar ribut-ribut antara OpenOffice.Org (OOO) dan LibreOffice. Hal ini bermula dari diakuisisinya Sun Microsystems -yang mengembangkan OOO- oleh Oracle. Oracle sebagai pemilik baru "terlihat' tidak serius mendukung pengembangan perangkat lunak perkantoran tersebut. Jadilah pengembang OOo ramai-ramai pindah ke forking baru dari OOO, yaitu LibreOffice yang diusung The Document Foundation.

Dilansir dari OMGUbuntu, Adobe yang mengembangkan AIR (apa itu Adobe Air?) telah menghentikan dukungannya pada GNU/Linux. Aku adalah pengguna Tweetdeck -aplikasi Twitter berbasis AIR- akhirnya dengan tegas pensiun  setelah mendengar berita ini.

Dari pada digunakan pada Komputer Desktop, GNU/Linux [dan FOSS] lebih banyak digunakan pada Komputer Server. Tren penggunaan GNU/Linux [dan FOSS] juga meningkat pada perangkat-perangkat Sistem Tertanam (Embedded System), contohnya Smartphone.

NB : Maaf atas kelancanganku.




Powered by ScribeFire.

Komentar

  1. semuanya balik lagi ke pilihan masing2 sih.. ada plus minusnya make linux atau windows.. mana yang resikonya paling bisa diterima aja..

    saya sih masih window

    BalasHapus
  2. @Gaphe : Saya setuju dengan kakanda dan...

    kakanda mungkin sudah baca sendiri minusnya GNU/Linux dari Batsov :)

    Bagi sebagian org mungkin 'minus-minus' ini adalah 'minus', tapi bagi sebagian lain 'minux-minus' ini adalah 'plus' *halah bahasanya kok ribet kali sih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam Pergantian Tahun & Resolusi