Kombur Malotup!

Aku pernah baca dari tulisan seorang teman Facebook di dinding bahwa, seorang dosen pernah berkata padanya bahwa "Sesuatu yang buruk tapi tidak membunuhmu dapat membuatmu lebih kuat". Setelah membaca tulisan itu, aku bertanya-tanya apakah betul demikian?. Lama memang aku memikirkan kata-kata itu, karena ada sedikit hal yang mengganjal di hati sebab tulisan itu. Aku berpikir tidak begitu adanya kira-kira yang menjadi penyebab motivasi. Perlakuan yang buruk bukanlah penyebab seseorang termotivasi untuk menjadi lebih kuat. Jika memang perlakuan buruk adalah kunci utama motivasi, mengapa ada yang malah tidak termotivasi sama sekali? Mengapa ada yang malah termotivasi dengan perlakuan baik? Itu artinya penyebab utama bukanlah perlakuan itu sendiri. Jadi kata-kata itu memang enggak bisa dipegang menjadi panduan utama untuk memotivasi. Lalu, aku berpikir-pikir lagi musabab yang mampu membuat orang termotivasi kemudian berniat berubah. Sampai aku akhirnya tersadar karena pertanyaan,

Script ini cuma eksperimen iseng-iseng supaya memudahkan pekerjaan untuk melakukan backup direktori-direktori penting di sistem. Script ini menggunakan File CSV sebagai masukannya dengan alasan kepraktisan masukan. Namun, hal itu membuat script ini jadi kurang universal [:D]. Tentu saja masi banyak kekurangan script ini. Scriptnya ada di bagian bawah . Berhubung kode skripnya terlalu panjang kalau dipajang di tulisan ini, jadi dipindahkan ke pastebin.com. Tautannya ada di sini

Banyak yang bisa diperhatikan dari linimasa (timeline) di Twitter dan Facebook malam ini. Ada yang bercerita tentang bersenang-senang menyambut malam ini dan ada pula yang biasa-biasa saja. Ada yang sedang konvoi di jalan-jalan raya dan ada pula yang tetap tinggal di rumah. Ada yang berfatwa soal pemborosan dan foya-foya serta menghubungkannya dengan kondisi perut kebanyakan orang yang masih belum terisi. Apapun yang engkau lakukan, silahkan ceritakan. Kemungkinan masih banyak lagi cerita yang diperhatikan, tapi ada saja hal yang mengherankan. Engkau pernah menghitung-hitung pahala dari ibadah-ibadah kita? Menimbangnya? Besar? Kecil? Banyak? Sedikit? Apa urusannya?. Aku tak pernah mengerti kenapa kita bisa melakukannya. Imbalan-imbalankah yang sangat kita ingin kan?. Lalu permohonan-permohonan  kepada Tuhan Yang Maha Esa yang ditempelkan - entah itu dengan sengaja atau tidak - di linimasa menyiratkan begitu besar riya yang ingin kita tonjolkan kepada orang lain. Begitu besar kita ingin